Muslim) banyak mengajukan berbagai macam
keberatan dan kritikan terhadap diri Rasulullah
saw atau terhadap ajaran beliau. Hal itu
disebabkan karena hati mereka kosong dari
keadilan atau mereka tidak tahu sedikit pun
tentang sirah (riwayat hidup) Rasulullah s.a.w.,
atau mereka tidak mau berusaha sedikitpun
untuk mengetahui riwayat hidup beliau saw.
riwayat hidup Rasulullah s.a.w. yang sangat
beberkat itu kepada dunia. Dan untuk
melaksanakan hal itu kita harus menggunakan
berbagai sarana dan prasarana.
Adalah fitrat manusia bahwa dia akan lebih
mudah mendengar pendapat tentang sesuatu
dari orang-orang yang sama atau sebangsa
daripada mendengar dari orang lain. Dan terkait
dengan Rasulullah saw orang-orang non-Muslim
akan lebih terpengaruh oleh pendapat bangsa
mereka sendiri dari pada harus mendengar
tentang Rasulullah s.a.w. dari seorang Islam.
Oleh sebab itu sudut pandang tentang sirah
Rasulullah s.a.w. yang ditulis oleh cendekiawan
atau para penulis yang terkenal dari bangsa
mereka sendiri harus diperdengarkan langsung
kepada mereka.
Pada hari ini saya akan membacakan Sirah
Rasulullah s.a.w. yang disusun oleh orang-orang
Barat yang terkesan oleh Sirah atau kepribadian
Rasulullah s.a.w..
Islam namun mereka telah menulis dengan jujur
tentang sirah Rasulullah s.a.w..
Pendapat Positif tentang Nabi Muhammad
s.a.w.:
George Sale dan Spanhemius
George Sale, seorang penulis yang
menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam Bahasa
Inggris telah menulis di bukunya ‘ The Koran ’ di
bagian ‘ The Reader ’. Bagian itu bukan dalam
rangka membenarkan tentang Islam.
Begitu pula seorang penulis bernama
Spanhemius. Ia juga seorang penentang Islam.
Tapi ia menulis,
”Muhammad [s.a.w.] memiliki kemampuan
fitrati yang sangat luhur, sangat rupawan,
cerdas dan berpandangan jauh ke depan,
sangat disegani dan pencinta serta
pelindung orang-orang miskin. Dalam
menghadapi musuh selalu berada di garis
depan dengan gagah berani. Yang sangat
menonjol adalah beliau sangat menjunjung
tinggi, sangat menghormati dan mencintai
Tuhannya. Membenci orang-orang
pendusta, pelaku maksiat, orang-orang
pelaku ghibat dan pelaku sumpah dusta,
pemboros, serakah dan sangat keras
menentang pelanggar hukum dan pemberi
kesaksian dusta. Sangat tegas mengajar
kejujuran, dermawan, kasih-sayang, rasa
syukur, menghormati orang tua dan para
leluhur, dan sangat sibuk dalam memuji
keagungan Tuhan.”
Semua orang yang menulis ini (sekalipun telah
menyatakan pujian-pujian yang sangat baik), di
tempat lainnya juga melemparkan tuduhan-
tuduhan yang tidak wajar kepada Rasulullah
s.a.w.. Pendapat: Stanley Lane-Poole; H. G Wells dan
De Lace O’Leary
Penulis lain Stanley Lane-Poole telah menulis;
"Beliau memaafkan orang-orang Qurays
untuk tahun-tahun kesedihan dan
cemoohan kejam yang telah ditimpakan
mereka kepada beliau, dan memberikan
pengampunan kepada seluruh penduduk
Mekkah.. Dengan demikian Muhammad
[saw] kembali memasuki kota kelahirannya.
Dari semua sejarah penaklukan tidak ada
kemenangan yang sebanding dengan yang
satu ini."
H. G Wells seorang penulis sejarah (sejarawan)
telah menulis dalam bukunya yang berjudul
‘ Outline of History’,
Sebuah bukti kebenaran yang besar tentang
Nabi ini adalah bahwa orang yang paling
banyak mengetahui tentang pribadi beliau-
lah yang pertama beriman kepada beliau…
Muhammad [s.a.w.] sekali-kali bukanlah
seorang pendusta… Dan hakikat ini tidak
dapat dibantah bahwa dalam dalam Islam
terdapat banyak sekali kelebihan dan
keistimewaan dan memiliki banyak sekali
sifat yang agung…. Nabi Islam ini telah
meletakkan asas kemasyarakatan dimana
kezaliman dan kekejaman telah
dihapuskan.”
Selanjutnya, De Lace O’Leary dalam bukunya
‘ Islam at the Cross roads ’ (Islam di
Persimpangan-Persimpangan Jalan) menulis:
“Sejarah telah dengan terbuka menyatakan
bahwa bagi para ahli sejarah adanya kisah
yang menyebut kaum Muslimin demikian
menyukai kekerasan lalu mendapatkan
kemenangan serta memaksakan Islam
diantara bangsa-bangsa dengan pedang
merupakan sebuah kisah aneh dan
mengherankan.”
Demikianlah yang ditulis oleh para sejarawan,
bahwa kemenangan dengan pedang adalah
mustahil. Ini cerita yang aneh.
Pendapat: Mahatma Gandi ; Letnan Jenderal Sir
John Bagot Glubb
Mahatma Gandi di dalam suratkabar ‘ Young
India’ menulis:
Saya ingin sekali mengetahui segala
sesuatu mengenai manusia itu yang telah
memerintah jutaan orang tanpa
penentangan. Setelah mempelajari
kehidupannya, bertambahlah saya yakin
bahwa di zaman itu Islam telah
memenangkan hati orang-orang tidak
dengan pedang, akan tetapi dengan
kesederhanaan sang Rasul itu, beliau biasa
bekerja dengan riang gembira, sangat teguh
dan teliti dalam memenuhi janji, sangat
erat hubungannya dengan sahabat dan
pengikutnya, pemberani dan sangat
meyakini sempurnanya misinya, inilah hal-
hal yang membuat beliau dapat
menyingkirkan semua kesulitan dan semua
orang menyertainya. Ketika saya telah
menyelesaikan bab kedua membaca buku
mengenai perjalanan hidup Rasul ini, saya
pun menjadi demikian bersedih dikarenakan
telah tamatnya buku itu."
Letnan Jenderal Sir John Bagot Glubb yang
wafat pada tahun 1986 menulis:
“Pendapat apapun yang dikemukakan oleh
pembaca buku (yang ditulis oleh beliau)
tidak dapat diingkari bahwa Muhammad
[s.a.w.] mempunyai persamaan
pengalaman rohaniah dengan para leluhur
dan orang-orang suci Kristen yang sangat
mengherankan telah tercatat dalam Kitab
Perjanjian lama dan Kitab Perjanjian
baru.
Boleh jadi mempunyai persamaan dengan
para leluhur dan orang-orang suci penerima
wahyu dan kasyaf dari agama Hindu dan
Agama-agama lainnya juga. Lagi pula,
pengalaman seperti itu merupakan tanda
bagi permulaan kehidupan orang-orang suci
dan mulia. Menganggap peristiwa-peristiwa
seperti itu sebagai penipuan diri sendiri
nampaknya sebuah penilaian yang tidak
patut, sebab banyak sekali pengalaman
seperti itu dialami oleh orang-orang suci
yang sudah lampau yang telah beribu tahun
lamanya dan ribuan mil jauhnya yang tidak
pernah diketahui atau pernah didengar oleh
satu sama lain. Namun, sekalipun demikian,
dalam peristiwa-peristiwa itu terdapat
persamaan satu sama lain yang luar biasa.
Sebuah pendapat tidak masuk akal apabila
persamaan semua ru’ya atau kasyaf yang
sangat mengherankan itu dianggap telah
dibuat-buat oleh diri mereka sendiri.
Sekalipun mereka saling tidak mengenal
satu sama lain.”
Selanjutnya dia telah menulis tentang orang-
orang Muslim awalin yang ke hijrah ke Abessinia
katanya:
“Dari daftar dapat diketahui bahwa semua
orang yang telah masuk Islam pergi ke
Abyssinia dan Muhammad [s.a.w.] tentu
tinggal bersama dengan hanya beberapa
orang pengikut saja di tengah-tengah
masyarakat Mekkah yang sedang keras
memusuhi beliau. Dari keadaan demikian
membuktikan bahwa beliau [s.a.w.]
memiliki standar tinggi dalam hal akhlak,
keberanian serta keyakinan yang sangat
tangguh.”
Pendapat: John William Draper; William
Montgomery
John William Draper di dalam bukunya ‘ History
of The Intelectual Development of Europe ’
menulis:
“Empat tahun setelah kematian Justinian,
A.D. 569 di Mekkah Arabia, telah lahir
seorang yang telah meninggalkan banyak
sekali kesan agung terhadap manusia dan
dia adalah Muhammad [s.a.w.], yang
kebanyakan orang-orang Eropa
menganggapnya ‘pendusta’. .. Akan tetapi
beliau memiliki kelebihan dan keistimewaan
yang telah menentukan perjalanan nasib
berbagai bangsa. Beliau seorang prajurit
yang bertabligh, mempunyai kefasihan
berbicara sangat tinggi dan gagah berani di
medan peperangan. Agama beliau hanyalah
“Tuhan adalah Tunggal” (Ikhtisar agama
hanya satu yaitu Tuhan itu Satu)… Untuk
menjelaskan kebenaran ini, beliau tidak
membahas dengan lisan saja, namun beliau
membuat masyarakat Islam lebih baik
dengan mengajar para pengikutnya dalam
praktik tentang kebersihan, rajin
menunaikan shalat, melaksanakan puasa
dan amal-amal saleh lainnya. Beliau
mengutamakan derma diatas perkara-
perkara lainnya.”
William Montgomery seorang Orientalis telah
menulis didalam sebuah bukunya ‘ Muhammad at
Medina’,
“Lebih banyak merenungkan Sirat
Muhammad [s.a.w.] dan Tarikh awal
permulan Islam, manusia akan merasa lebih
kagum dan heran menyaksikan
kemenangan dan kemajuan sangat luas
yang telah diraih oleh beliau. Situasi seperti
pada waktu itu telah dijumpai oleh beliau
yang sangat jarang sekali dijumpai oleh
orang-orang lain, sehingga beliau seorang
insan yang sangat cocok dan sesuai sekali
dengan keadaan zaman pada waktu itu.
Jika beliau tidak mempunyai pandangan
jauh ke depan, sebagai negarawan, tidak
mempunyai kemampuan yang istimewa
untuk menjalankan pemerintahan, tidak
tawakkal kepada Allah dan tidak yakin
sepenuhnya bahwa Allah Ta’ala telah
mengutus beliau [s.a.w.] maka kisah
kehidupan beliau yang sangat penting dan
patut dikenang itu akan terlupakan oleh
Tarikh.
Saya sangat berharap semoga hasil
penelitian riwayat hidup beliau yang saya
susun ini akan menolong dan menambah
segar dalam memberikan penilaian dan
penghargaan terhadap salah seorang Bani
Adam yang sangat agung dan sangat mulia
ini.”
Perlu diketahui bahwa kesaksian mengenai Nabi
[s.a.w.] ini diberikan oleh seorang yang tidak
pernah melihat sendiri Nabi s.a.w..
Pendapat Reginald Bosworth Smith
Selanjutnya, sejarawan Kristen terkenal, Reginald
Bosworth Smith, telah menulis:
“Sebagai Pemimpin agama dan negara, dan
berkualitas sebagai Governor (bakat dan
kemampuan memerintah), dan dua
kepribadian Raja dan Kaisar telah terkumpul
dalam satu pribadi Muhammad [s.a.w.].
Beliau seorang Pope (Paus) tapi tanpa
kebesaran sebagai Pope, beliau seorang
Kaisar namun tanpa pasukan kebesaran
Kaisar. Jika di dunia ada orang yang berhak
berkata bahwa tanpa pasukan tentara
pengawal kebesaran, tanpa pasukan
Pengawal Istana dan tanpa pengawal
pribadi, hanya atas nama Allah Ta’ala
menegakkan keamanan dan kedamaian di
atas dunia, maka tiada lain orang itu
hanyalah Muhammad [s.a.w.]. Beliau
memperoleh semua kekuatan tanpa
dukungan siapapun.”
Selanjutnya R. Bosworth Smith menulis dalam
bukunya ‘ Muhammad and Muhammadanism’:
“Orang-orang yang mula-mula sekali
menerima misi beliau adalah orang-orang
yang betul-betul tahu pribadi beliau
[s.a.w.], misalnya istri beliau, hamba
sahaya beliau, saudara sepupu beliau dan
sahabat beliau sejak lama. Tentang mana []
Muhammad [s.a.w.] sendiri berkata,
‘Diantara orang-orang yang mula-mula
masuk Islam adalah manusia-manusia
nomor satu yang tidak pernah mundur
dalam menghadapi setiap jenis rintangan
dan tidak pernah menyatakan gelisah.’
Seperti utusan-utusan Tuhan lainnya, takdir
[] Muhammad [s.a.w.] tidaklah kecil [biasa
saja], sebab, yang menolak keagungan
beliau hanyalah orang-orang yang tidak
mempunyai pengetahuan yang benar
tentang jati diri beliau s.a.w..”
Selanjutnya Bosworth juga menulis:
“Muhammad [s.a.w.] bukan hanya
melarang adat kebiasaan terlarang saja
bahkan beliau menghapuskannya secara
total. Seperti kebiasaan orang
mengorbankan anak kecil yang
disayanginya dengan membunuhnya,
permusuhan berdarah, mengawini sejumlah
perempuan tanpa batas, penganiayaan
terhadap para sahaya yang tidak kenal
henti, minum arak dan judi. (Jika beliau
tidak bertindak demikian) maka adat
kebiasaan buruk ini akan terus merebak
tanpa mengenal berhenti sampai ke
wilayah-wilayah Arab dan negara-negara
sekitarnya.. (dan beliau telah mengakhiri
semua.)”
Selanjutnya ia menulis:
“[] Muhammad [s.a.w.] dalam kebaikan
maksud dan tujuannya dan dalam semua
kebaikan-kebaikannya mempunyai dasar
iman yang sangat mendalam. Apa yang
beliau kerjakan, orang lain tidak dapat
melakukannya tanpa memiliki keyakinan
yang sedalam-dalamnya.” (Yakni, keimanan
dan keyakinan beliau yang besar atas
kebenaran dakwah beliau dan pengutusan
beliau dari Allah Ta’ala-lah yang membuat
perubahan ini dapat terjadi.).
“Setiap peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan beliau, menguatkan bukti bahwa
beliau adalah seorang insan pecinta
kebenaran, gelora semangat untuk berkarya
(beramal) sambil bertahan dengan tabah
dan sabar menghadapi berbagai macam
kesulitan dan kesusahan yang akhirnya
secara setapak demi setapak sampai ke
tujuannya.”
Selanjutnya ia menulis,
“Perkataan bahwa bangsa Arab di waktu itu
memerlukan inqilaab (revolusi) atau dalam
kata lain waktu untuk kedatangan seorang
Rasul baru sudah tiba, jika memang
demikian maka Muhammad-lah orangnya.
Para penulis zaman sekarang yang
mengemukakan pendapat tentang itu
Springer telah membuktikan bahwa
kedatangan Muhammad [S.a.w.] adalah
sesuai dengan yang ditunggu-tunggu
bertahun-tahun lamanya dan telah
dinubuatkan juga.”
Selanjutnya Bosworth Smith menjelaskan,
“Secara keseluruhan saya tidak merasa
heran apabila terjadi banyak perubahan
terhadap Muhammad [s.a.w.] disebabkan
timbul berbagai macam keadaan, namun
yang menakjubkan saya adalah keadaan
kepribadian beliau sangat sedikit
mengalami perubahan sekalipun dirundung
dengan terjadinya berbagai macam
peristiwa, sebagai penggembala kambing di
belantara padang pasir, sebagai pedagang
ke negeri Syam, pengalaman di hari-hari
bersemedi (bertahannuts) di Gua Hira,
sebagai Muslih (reformer) sebuah Jemaat
minoritas ketika berada di Mekkah, di
masa-masa pengasingan di Medinah,
sebagai Pemenang yang gemilang, memiliki
kedudukan sederajat dengan Kaisar dan
Kisra Iran, kita dapat menyaksikan
keteguhan hati dan ketabahan beliau
[s.a.w.] berjalan secara konstan (tetap
teguh). Keadaan luar Muhammad [s.a.w.]
mengalami perubahan-perubahan namun
keagungan pribadi dan akhlaki beliau
sedikitpun tidak mengalami perubahan.
Saya tidak yakin jika orang lain akan
mampu menghadapi keadaan luar yang
banyak sekali mengalami beraneka macam
perubahan.”
Pendapat Washington Irving dan Sir William
Muir
Washington Irving dalam bukunya ‘ Life of
Muhammad ’ menulis:
“Dalam meraih kemenangan-kemenangan di
waktu peperangan beliau [s.a.w.] tidak
pernah menunjukkan kebanggaan, tidak
pernah takabbur dan tidak pernah
menunjukkan suatu kebesaran atau
kemegahan. Jika dalam kemenangan itu
ada unsur tujuan pribadi maka pasti beliau
berlaku seperti itu. Di waktu memegang
kekuasaan yang cemerlang pun beliau
bersikap sederhana dan merendahkan diri
sekalipun beliau dalam keadaan yang
sangat sulit sehingga dalam kehidupan
sebagai raja pun jika seseorang masuk
kedalam ruangan rumah beliau dan
melakukan penghormatan yang tidak perlu,
beliau menyatakan tidak senang
terhadapnya.”
Sir William Muir , yang disamping seorang
Orientalis juga adalah seorang yang cukup
menentang [Islam], beliau pun telah menulis:
“Beliau menyempurnakan tiap-tiap
pekerjaan beliau sendiri, dan kebiasaan
beliau adalah tidak menjangkau apa-apa
jika tidak betul-betul ada di hadapan
beliau. Begitu juga kebiasaan beliau dalam
pergaulan di tengah-tengah masyarakat
apabila beliau sedang bercakap dengan
seseorang sambil menatap mukanya maka
beliau tidak menghadap kepadanya dengan
separuh muka melainkan dengan sepenuh
muka dan badan menghadap kepadanya
dan dengan sikap yang serius kepadanya.
Di waktu berjabat tangan beliau tidak
melepaskan tangan sebelum orang lain
melepaskan tangan beliau. Begitu juga bila
beliau bercakap-cakap dengan orang yang
asing tidak meninggalkannya di tengah
percakapan dan tidak pula memalingkan
telinga darinya.Beliau menjalani kehidupan
dengan penuh kesederhanaan. Kebiasaan
beliau adalah setiap memerlukan sesuatu,
beliau lakukan dengan tangan beliau
sendiri. Apabila memberi sedekah beliau
berikan dengan tangan sendiri langsung
kepada pengemis. Beliau membantu istri-
istri beliau dalam pekerjaan rumah
tangga... Para delegasi dan tamu-tamu
yang datang dari luar daerah beliau sambut
dengan ramah-tamah dan muka ceria
sambil mengucapkan selamat datang
kepada mereka dengan penuh hormat dan
mesra. Beliau sangat mudah dihubungi
laksana air sungai mengalir menuju tepi.
Dalam menyambut kedatangan para
delegasi dan dalam memecahkan perkara-
perkara pemerintahan lainnya dapat
dibuktikan dari Sejarah bahwa dalam diri
Muhammad [s.a.w.] tersimpul semua
kemampuan dan kebijaksanaan yang
sempurna. Dari semua perkara yang
mengherankan adalah beliau tidak dapat
menulis.”
Selanjutnya, inilah tulisan William Muir,
“Yang mengherankan lagi, Muhammad
[s.a.w.] mempunyai kesopanan dan
pertimbangan akhlak yang luhur sekalipun
terhadap pengikut yang dianggap rendah
dan tidak begitu penting. Kerendahan hati,
kebaikan, kesabaran, pengorbanan diri dan
kemurahan menghiasi keindahan prilakunya
dan menciptakan kecintaan dalam hati
orang-orang di sekelilingnya. Beliau tidak
suka menolak dengan mengeluarkan
perkataan ‘tidak.’ Jika beliau tidak bisa
memenuhi permintaan seseorang dengan
jawaban yang positif beliau memilih sikap
diam. Beliau tidak pernah menolak
undangan sekalipun dari orang yang sangat
miskin sekali. Dan beliau tidak pernah
menolak hadiah sekecil apapun dari para
sahabat beliau. Yang sangat menakjubkan
lagi adalah apabila beliau berada di
tengah-tengah suatu pertemuan setiap
orang menganggap beliau tamu yang paling
penting dan paling utama.
Apabila beliau menjumpai seseorang telah
meraih suatu kejayaan maka beliau dengan
hangat menyambut sambil menjabat
tangannya dan merangkulnya. Beliau
dengan lemah lembut menyatakan rasa
simpati terhadap orang-orang yang lemah
dan miskin. Beliau berlaku sangat kasih
sayang terhadap anak-anak kecil yang
kerap kali mengerumuni beliau. Tanpa
merasa enggan beliau mengucapkan salam
terhadap anak-anak yang sedang bermain-
main di tepi jalan. Di musim paceklik
dimana banyak orang kelaparan beliau
mengajak orang-orang makan bersama
dan beliau selalu berusaha mencari
kemudahan bagi orang lain. Kebaikan,
kedermawanan dan kelemahlembutan tabiat
beliau menembus dan menghiasi semua
akhlak karimah beliau.
Muhammad [s.a.w.] seorang kawan yang
sangat setia. Beliau mencintai Abu Bakar
lebih dari mencintai saudara sendiri. Kasih
sayang terhadap Ali seperti saudara
kandung sendiri. Zaid seorang sahaya
beragama Kristen begitu lekat mencintai
Muhammad [s.a.w.] sehingga ia enggan
kembali kepada ibunya yang sedang sakit
dan merindukannya dan memilih tinggal di
Mekkah bersama beliau [s.a.w.]. Sambil
melekatkan diri kepada Muhammad [s.a.w.]
Zaid berkata: ‘Saya tidak akan
meninggalkan engkau! Engkaulah ibu dan
bapak saya!’ Persahabatan Muhammad
berakhir sampai Zaid meninggal dunia, dan
anaknya, Usamah diperlakukan secara
istimewa oleh Muhammad [s.a.w.] demi
menghormati ayahnya.
Utsman dan Umar juga mempunyai
hubungan yang istimewa dengan
Muhammad [s.a.w.]. Di waktu Bai’at
Ridwan di Hudaibyah demi keselamatan
menantu yang istimewa itu beliau bertekad
untuk menyerahkan jiwa-raga beliau
sebagai bukti hubungan persahabatan yang
sangat kuat dan erat sekali. Masih banyak
lagi contoh kecintaan Muhammad tanpa
ragu terhadap para sahabat beliau.
Kecintaan beliau kepada siapapun, tidak
syak lagi, sungguh pada tempatnya, dan
kecintaan yang hangat dan sangat
mendebarkan hati sungguh menjadi teladan
bagi semua.”
Selanjutnya ia menulis:
“Di kala kekuatan dan kekuasaan sudah
sampai ke puncaknya juga Muhammad
[s.a.w.] tetap adil dan sederhana.
Perlakuan lemah lembut terhadap musuh-
musuh juga beliau tidak menguranginya
sedikitpun, sehingga merekapun dengan
senang hati menerima da’wa beliau.
Kejahatan dan penganiayaan penduduk
Mekkah secara terus-menerus terhadap
beliau sampai waktu yang sangat panjang,
diwaktu terjadi Fatah Mekkah menghendaki
agar pembalasan terhadap mereka secara
berdarah berhak dilakukan. Akan tetapi
selain beberapa pelaku kejahatan beserta
semua penduduk Mekkah telah dimaafkan
oleh Muhammad [s.a.w.]. Dan semua
kejahatan yang telah berlaku terhadap
beliau dimasa lampau telah dilupakannya.
Sekalipun pelaku-pelaku penghinaan, caci
maki dan pengkhianatan itu bahkan orang
yang sangat keras memusuhi beliau juga
telah diperlakukan dengan pertimbangan
yang sangat baik.
Di Madinah, Abdullah bin Ubay bersama
rekan-rekanya yang munafik yang selama
bertahun-tahun melakukan pelanggaran dan
hambatan-hambatan terhadap kegiatan
Missi beliau dan selalu melukai perasaan
hati beliau [s.a.w.], memberi ma’af kepada
mereka juga merupakan teladan cemerlang
yang patut ditiru.
Begitu juga perlakuan lemah-lembut
terhadap Kabilah-kabilah yang melakukan
permusuhan keras dihadapan beliau dan
sebelum terjadi Fatah Mekkah juga
melakukan perlawanan yang sangat keras,
terhadap mereka juga beliau berlaku sangat
lunak.”
Meskipun ia menulis di beberapa tempat yang
menentang Al-Qur'an dll, di sini ia menulis:
Untuk kebenaran Muhammad [s.a.w.] ada
satu tanda pendukung kebenaran yang
sangat kuat yaitu siapapun yang beriman
dan masuk Islam pada awal permulaan
da’wa beliau, mereka itu orang-orang yang
memiliki perangai dan prilaku yang bermutu
tinggi. Bahkan kawan-kawan dekat dan
kaum keluarga beliau juga, yang betul-betul
mengetahui seluk-beluk kehidupan beliau
[s.a.w.], mereka tidak dapat melihat sedikit
pun suatu kelemahan beliau seperti yang
biasa dilakukan orang munafik, dimana
gerak-gerik dan perangai di luar berlainan
dengan yang diperbuat di dalam rumah
tangga sendiri.” [18]
Sir Thomas Carlyle menulis mengenai keadaan
ummi beliau s.a.w.,
“Satu perkara yang tidak dapat dilupakan
bahwa beliau tidak menerima pendidikan
sekolah apapun. Sekalipun di sebuah
sekolah yang disebut ‘school-learning’ pun
beliau tidak pernah belajar. Kebudayaan
menulis bagi Bangsa Arab adalah hal baru
[kemudian]. Pendapat yang mengatakan
bahwa Muhammad [s.a.w.] tidak pernah
bisa menulis, adalah benar. Pendidikan
beliau berlaku di sekitar pengalaman
lingkungan padang Sahara dan bukit-bukit
pegunungan tandus. Dengan sarana dunia
terbatas, dari tempat yang gelap, dengan
daya kekuatan mata dan daya pikir sendiri
apa yang dapat diperolehnya? Lebih
mengherankan lagi, apabila kita memikirkan
hal itu, buku-buku pun tidak ada di sana. Di
padang Sahara Arab yang sunyi senyap,
seseorang tidak dapat mengetahui suatu
ilmu apapun kecuali dengan tutur tinular
(pembicaraan dari mulut ke mulut, dari satu
keturunan ke keturunan selanjutnya) dan
apa-apa yang dapat disaksikan oleh kedua
matanya sendiri. Perkataan-perkataan
hikmah kebijaksanaan yang sudah ada
sebelum beliau atau yang suduh ada di
daerah Arab yang lain, disebabkan tidak
ada sarana untuk menyampaikannya
kepada beliau, hal itu bagi beliau sama saja
dengan tidak ada sama sekali. Dengan
demikian manusia yang sangat agung ini
tidak pernah mengadakan wawan-cakap
langsung dengan penguasa atau pun
ulama. Beliau tinggal seorang diri bersama
alam di tengah-tengah Gurun Sahara
tandus, dan alam dan poros pemikiran
beliau terus dalam keadaan demikian.” [19]
beliau dan hubungan rumahtangga beliau:
“Bagaimana beliau menjadi teman hidup
Khadijah (r.a.)? Bagaimana beliau menjadi
pelaksana bisnis seorang janda kaya raya,
kemudian berjalan jauh memburu pasar-
pasar di Negeri Syam (Suriah)? Bagaimana
beliau melakukan itu semua? Setiap orang
tahu betul bahwa beliau lakukan itu semua
dengan sangat jujur dan ketangkasan serta
kepakaran yang luar biasa. Mengapa timbul
rasa hormat dan syukur dalam hati
Khadijah (r.a.) kepada beliau? Kisah
perkawinan mereka, sebagaimana para
penulis Arab telah menguraikannya, adalah
sangat mengesankan hati dan layak untuk
diketahui. Umur Muhammad [s.a.w.] pada
waktu itu 25 tahun sedangkan Khadijah 40
tahun. Dapat diketahui bahwa
kehidupannya dengan wanita yang baik hati
itu sangat bahagia, tenteram dan penuh
kasih sayang satu sama lain. Beliau sangat
mencintai Khadijah dengan kecintaan yang
hakiki dan telah menjadi buah hati beliau
sendiri. Beliau tidak mungkin disebut Nabi
palsu sebab sepanjang kehidupan beliau
sedikitpun tidak ada suatu yang
mengundang kritik. Sepanjang kehidupan
beliau sangat tenang dan tenteram, hingga
masa muda beliau berlalu.” [20]
“Perkara yang masyhur di kalangan kita
orang-orang Kristen masa kini menuduh
Muhammad [s.a.w.] seorang Nabi palsu
dan pendusta. Agamanya semata-mata
khayalan belaka dan palsu penuh dusta.
Sekarang semua anggapan dan tuduhan
orang-orang itu telah terbukti salah. Kata-
kata dusta orang-orang Kristen yang penuh
kebencian ditujukan terhadap Muhammad
[s.a.w.], sekarang tuduhan itu betul-betul
telah membuat noda hitam terhadap diri
kita sendiri (Kristen). Dan Bahasa yang
keluar dari mulut orang ini (Muhammad
s.a.w.) telah menjadi sarana hidayah
(petunjuk) bagi 180 juta manusia sejak
1200 tahun yang lalu. (Hal ini disampaikan
pada di abad 19) Pada zaman sekarang ini
tidak ada satu pun manusia yang
perkataannya dipercayai orang lain melebihi
ia [Nabi s.a.w.] yang dipercayai dan diimani
oleh para pengikutnya. Menurut saya tidak
ada yang lebih buruk dari pada tuduhan,
bahwa orang ini telah menyebarkan agama
dusta.” (Dengan kata lain ini adalah
pandangan yang sama sekali tidak benar.).
[21]
Seorang Filosof Prancis bernama Lamartime
telah menulis dalam bukunya bernama ‘ History
of Turkey’ (Sejarah Turki) sebagai berikut:
“Jika untuk mengukur kepandaian
seseorang ditetapkan tiga kriteria yaitu
pertama, sejauh mana keagungan maksud
dan tujuannya [cita-citanya], kedua,
terbatasnya sarana yang dia miliki, ketiga,
hasilnya yang agung. Maka sekarang di
zaman modern ini siapakah yang dapat
menandingi Muhammad [s.a.w.] dalam
ketiga hal tersebut? Manusia berjiwa global
yang hanya dengan beberapa gelintir
pasukan tentara telah mengalahkan
sejumlah kerajaan dan pemerintahan besar-
besar yang telah menegakkan undang-
undang pemerintahan duniawi namun telah
porak poranda menghadapi pasukan tentera
beliau. Akan tetapi Muhammad [s.a.w.]
bukan hanya bala tentara dunia, semua
undang-undang pemerintahan, negara-
negara, berbagai macam bangsa dan
suku-suku bangsa, melainkan semua
penduduk dunia telah dihimpun olehnya
menjadi satu. Selain dari itu beliau telah
mengadakan reformasi tempat-tempat
berkorban, ketuhanan, agama, itikad-itikad,
pikiran-pikiran dan spirit manusia.Dasar
hukum Muhammad [s.a.w.] hanya sebuah
Kitab yang setiap hurufnya menjadi
undang-undang. Orang itu menjadikan
setiap pengguna bahasa dan setiap Bangsa
sebagai satu kepribadian rohaniah.” [22]
menulis,
“Muhammad [s.a.w.] seorang filosof,
orator, utusan Tuhan, pakar hukum,
panglima perang, juara diatas semua ahli
pikir, pembaharu ajaran-ajaran rasional,
penegak berpuluh-puluh macam
pemerintahan menjadi satu pemerintahan.
Sekarang cobalah, tentukanlah seorang
pakar kemanusiaan untuk menilai dapatkah
ia menemukan seorang manusia telah lahir
di dunia lebih agung dari Muhammad
[s.a.w.]?” [23]
John Devonport menulis,
“Apakah mungkin, jika kita pikir, orang ini
(Muhammad s.a.w.), seorang reformer
agung terhadap orang-orang musyrik di
negerinya yakni para penduduk Arab yang
secara keseluruhan terbenam ratusan tahun
menyembah berhala-berhala memperbaiki
menjadi penyembah Tuhan Yang Tunggal
kemudian merombak mereka menjadi
manusia-manusia Ilahi yang taat, kita
menganggapnya sebagai Nabi palsu dan
dusta? Dapatkah kita mengira semua
misinya itu perbuatan makar yang dibuat-
buat oleh nafsunya sendiri? Sekali-kali
tidak! tanpa ragu sedikit pun Muhammad
[s.a.w.] berjuang dengan gigih semenjak
wahyu Ilahi pertama turun sampai akhir
hayat beliau tiada lain sebabnya selain
karena niat baik dan sifat jujur dapat
dipercaya dan disebabkan demikian teguh
kokohnya diri beliau. Orang-orang yang
selalu dekat dengan beliau dan yang selalu
mengadakan hubungan erat dengan beliau
tidak pernah melihat adanya sifat pamer
pada pribadi beliau.” [24]
“Dengan penuh yakin secara sempurna
dapat dikatakan bahwa jika putra-putra
mahkota Barat menjadi Penguasa di Asia
pengganti mujahidin Muslim dan Penguasa
Bangsa Turki, mereka tidak akan dapat
berlaku toleran terhadap orang-orang
Muslim seperti orang-orang Muslim
melakukannya terhadap orang-orang
Kristen. Sebab, orang-orang non Kristen
dijadikan oleh mereka target penganiayaan
dengan kezaliman dan kefanatikan yang
memuncak disebabkan perbedaan-
perbedaan agama.” [25]
"Tidak ragu-ragu lagi bahwa diantara
semua orang yang sangat adil dan berjaya
tidak ada seorangpun mempunyai riwayat
hidup seperti yang dimilki oleh Muhammad
[s.a.w.] yang sangat rinci dan betul-betul
asli dan bersih.” [26]
A Ranking of the Most Influential Persons in
History’ menulis:
“Jatuhnya pilihan saya kepada Muhammad
[s.a.w.] dalam urutan pertama daftar
Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia
mungkin mengejutkan sementara pembaca
dan mungkin jadi tanda tanya sebagian
yang lain. Tapi saya berpegang pada
keyakinan saya, dialah Muhammad [s.a.w.]
satu-satunya manusia dalam sejarah yang
berhasil meraih sukses-sukses luar biasa
baik ditilik dari ukuran agama maupun
ruang lingkup duniawi. [27]
paling mendasar terhadap sejarah ummat
manusia? Seperti halnya lain-lain agama
juga, Islam punya pengaruh luar biasa
besarnya terhadap para penganutnya. Itu
sebabnya mengapa penyebar-penyebar
agama besar di dunia semua dapat tempat
dalam buku ini.
Ia menulis,
“Jika diukur dari jumlah, banyaknya
pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat
besarnya dari pemeluk Agama Islam [pada
waktu buku itu ditulis], dengan sendirinya
timbul tanda tanya apa alasan
menempatkan urutan Muhammad [s.a.w.]
lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar.
“Akan tetapi saya mempunyai dua alasan
penting dibalik keputusan saya itu.
Pertama, Muhammad [s.a.w.] memainkan
peranan jauh lebih penting dalam
pengembangan Islam ketimbang peranan
Nabi Isa terhadap Agama Nasrani.. Biarpun
Nabi Isa bertanggung jawab terhadap
ajaran-ajaran pokok moral dan etika
Kristen, (yakni, sampai batas tertentu
Kristen berbeda dengan Yahudiyyat/
Yudaisme), Saint Paul (Santo Paulus)
memegang peran utama dalam
mengembangkan teologi atau ilmu
ketuhanan dan pembuat dasar baru
penyebaran agama Kristen serta penulis
utama sebagian besar Kitab Perjanjian
Baru.
Kemudian ditulis:
“Sebaliknya dalam Agama Islam, yang
bertanggung jawab terhadap semua kaidah
akhlaki dan asas-asas pendidikan agama
adalah Muhammad [s.a.w.]. Muhammad
[s.a.w.] sendiri yang telah memberi bentuk
terhadap seluk-beluk agama baru ini, dan
beliau menjadi perancang dan pembangun
dalam pendidikan serta pengajaran agama
Islam.
“Selain dari itu, Kitab Suci orang-orang
Muslim yakni Al-Qur’an yang ditulis oleh
Muhammad menjadi bukti visi intuisinya
[s.a.w.]”. (yakni penentang yang ini, ia
menulis demikian) ia menulis, “Yang
mengenainya beliau (yakni s.a.w.) berkata,
ia [Al-Qur’an] dari Allah Ta`ala, diwahyukan
kepadanya. Sebagian terbesar dari wahyu
ini dihimpun [dihapal, disalin, ditulis]
dengan penuh kesungguhan selama
Muhammad [s.a.w.] masih hidup dan
kemudian tak lama sesudah dia wafat
dihimpun secara keseluruhan dan
terlindungi [tak tergoyahkan]. Al-Quran
dengan demikian berkaitan erat dengan
pandangan-pandangan Muhammad [s.a.w.]
serta ajaran-ajarannya, dan dengan
demikian, dari beberapa segi, Al-Qur’an itu
adalah perkataan beliau. Sebaliknya, tak
ada satu pun kumpulan yang begitu
terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih
dapat dijumpai di masa sekarang. Karena
Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit
banyak sama pentingnya dengan Injil bagi
kaum Nasrani, pengaruh Muhammad
[s.a.w.] dengan perantaraan Al-Quran
teramatlah besarnya.
Kemungkinan pengaruh Muhammad [s.a.w.]
dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa
dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung
jadi satu. Diukur dari semata-mata sudut
agama, tampaknya pengaruh Muhammad
[s.a.w.] setara dengan Isa dalam sejarah
kemanusiaan. (Menurut pendapat mereka
martabat Nabi Muhammad s.a.w. dan Nabi
Isa a.s. adalah sama). [28]
“Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa)
Muhammad [s.a.w.] bukan semata
pemimpin agama tapi juga pemimpin
duniawi, akan tetapi Nabi Isa [a.s.] tidak
mendapat kedudukan seperti itu.” Pendek
kata, keteladanan beliau dalam setiap hal
menggambarkan kepribadian beliau yang
suci dalam corak yang semakin bertambah
terang.
Pendapat Karen Armstrong
Karen Armstrong dalam bukunya ‘ Muhammad-A
Biography of the Prophet ’ menulis:
“Untuk mengajarkan masalah rohaniah
berdasarkan tauhid, Muhammad [s.a.w.]
secara amaliah harus memulai dari nol.
Ketika beliau memulai menyampaikan misi
dakwah nampaknya tidak mungkin dapat
menyampaikannya di tengah-tengah
bangsa Arab yang betul-betul tidak
bersedia menerima ajaran Tauhid. Mereka
itu tidak mampu untuk memahami ajaran
yang sangat luhur ini.
Sebenarnya memperkenalkan ajaran Tauhid
kepada masyarakat yang beringas dan
ganas itu betul-betul sangat berbahaya.
Dan Muhammad [s.a.w.] sangat bernasib
baik ketika jiwa beliau selamat terlepas
dari bahaya keganasan mereka itu.
Sesungguhnya nyawa Muhammad selalu
berada dalam keadaan sangat berbahaya,
dan selamatnya nyawa beliau merupakan
mu’jizat dari Allah Ta’ala. Akan tetapi
Muhammad [s.a.w.] tetap waspada dan
berjaya. Sampai akhir hayat Muhammad
[s.a.w.] berhasil menumpas serangan
Kabilah ganas yang memusuhi beliau dan
bagi masyarakat Arab tidak ada masalah
pelik lagi tentang agama. Akhirnya Bangsa
Arab sendiri betul-betul sudah siap untuk
mengukir sejarah zaman baru mereka.”
[29]
atau Barat,
“Akhirnya orang-orang Baratlah, bukan
orang Islam yang melarang mengadakan
diskusi tentang Agama. Di zaman Inkuisisi
dan perang Salib nampaknya Eropa
berusaha sekuat tenaga menekan
pendapat-pendapat yang timbul dari
Bangsa lain, dan hukuman-hukuman yang
dijatuhkan kepada para penentang mereka
demikian kejamnya sehingga tidak terdapat
tandingannya dalam sejarah suatu agama
apapun. Kezaliman yang dilakukan
terhadap para penentang pendirian mereka,
kezaliman orang-orang Protestan terhadap
orang-orang Katolik, sebaliknya kezaliman
orang-orang Katolik terhadap orang-orang
Protestan yang bernafaskan perbedaan-
perbedaan akidah agama yang dalam sudut
pandang kedua agama, Yahudiyyat dan
Islam, hanyalah menyangkut urusan-urusan
pribadi belaka. Akidah Kristen berbau
bid’ah mengenai kepercayaan ketuhanan
manusia tidak ada kaitannya dengan
Yahudiyyat maupun Islam, tidak dapat
diterima, bahkan membawa kepada
kemusyrikan.” [30]
Annie Besant dalam bukunya ‘ The Life and
Teachings of Muhammad ’ menulis:
“Tidak mungkin bagi seseorang yang telah
mempelajari riwayat hidup dan akhlak Nabi
Agung asal Arab ini dan dia mengetahui
ajaran yang disampaikannya dan
mengetahui bagaimana dia menjalani
kehidupannya, tanpa memberi
penghormatan terhadap Nabi agung dari
antara nabi-nabi Allah ini. Apa yang sedang
saya katakan ini mungkin orang-orang lain
sebelumnya telah mengetahuinya. Akan
tetapi bila saja saya membaca hal ini maka
timbul perasaan baru dalam hati saya
untuk menghormati Nabi Arabi yang agung
ini dan nampak warna baru untuk
memujinya.” [31]
Ruth Cranston menulis dalam ‘ World Faith ’:
Muhammad orang Arab itu [s.a.w.] tidak
pernah menjadi orang yang memulai
peperangan. Setiap perang yang beliau
lakukan sifatnya membela diri. Apabila
beliau berperang tujuannya hanyalah untuk
menyelamatkan diri. Beliau berperang
dengan cara dan menggunakan senjata
sesuai zamannya. Dengan yakin dapat
dikatakan bahwa tidak ada negara Kristen
dari 140.000.000 orang pada hari ini (buku
ini ditulis tahun 1949) yang telah
membinasakan 120.000 orang sipil tak
berdaya hanya dengan satu ledakan bom
saja dapat melakukan tuduhan jahat
terhadap seorang pemimpin agung yang
telah melakukan penyerangan dan diserang
di dalam seluruh peperangan yang telah
membunuh hanya 500 atau 600 orang saja
dianggap paling kejam. Membandingkan
jumlah kematian di tangan Nabi Arabia
[s.a.w.] di alam kegelapan abad ketujuh
ketika manusia sedang haus darah satu
sama lain dengan jumlah kematian di abad
kita abad kedua puluh yang gilang-
gemilang ini merupakan kebodohan. Tidak
perlu diceritakan lagi pembantaian massal
oleh orang-orang Kristen di zaman inkuisisi
dan Perang Salib ketika para prajurit Kristen
dengan bangga mencatat semua peristiwa
ketika mereka berjalan di sela-sela mayat
orang-orang tak beriman terendam darah
sedalam mata kaki.” [32]
Pendapat Godfrey Higgins
“Mengenai hal ini, umumnya, tidak apa-apa
bahwa mayoritas pendeta Kristen mencaci-
maki agama Muhammad [S.a.w.]
dikarenakan kefanatikan dan tidak adanya
toleransi mereka. Itu adalah sangat
mengherankan dan merupakan sebuah
kemunafikan yang aneh. Siapakah yang
mengusir orang-orang Muslim dari Spanyol
hanya karena setelah mereka menjadi
Kristen lalu dianggap bukan orang Kristen
yang baik? Siapakah yang membunuh
ribuan orang di Meksiko dan di Peru, dan
menjadikan mereka budak hanya karena
mereka tidak mau menjadi Kristen?
Demikian berbeda dan tingginya
keteladanan yang dilakukan oleh orang-
orang Muslim saat mereka menguasai
Yunani. Ratusan tahun mereka membiarkan
orang-orang Yunani pada agama mereka,
membiarkan kaum pendeta, para rahib dan
biarawan beribadah dengan aman di gereja-
gereja mereka.” [33]
Pendek kata, penulis memperbandingkan antara
kaum Kristen dan Muslim.
“Dalam sejarah seluruh khalifah Islam, kami
tidak menemukan adanya Inquisisi
sebagaimana biasa ia disebut demikian
buruk. Satu kali pun peristiwa tidak terjadi
bahwa dikarenakan pertentangan keyakinan
atau suatu hal lalu memberikan hukuman
mati, ‘Kenapa tidak menerima agama
Islam?’” [34]
Inilah pengaruh dari ajaran yang diberikan oleh
Rasulullah S.a.w. kepada orang-orang Muslim.
Pendapat Edward Gibbon
Empire ’ karya Edward Gibbon tertulis bahwa,
“Bukan penyebaran agama beliau [s.a.w.]
yang mengherankan kita melainkan terus
menerus berdirinya agama ini. Muhammad
[s.a.w.] yang telah memberikan kesan
istimewa dan sempurna di Mekkah dan
Madinah. Pengaruh yang ditinggalkan oleh
Muhammad [s.a.w.] yang murni dan
sempurna yang beliau letakkan di Mekkah
dan Madinah itu, selama 12 abad revolusi
pun, penganut baru Al-Qur`an baik di India,
Afrika maupun Turki sampai sekarang
masih tetap menjaganya. Mazhab dan
akidah murid-murid Muhammad [s.a.w.]
menguatkan wawasan teruji manusia, dan
mereka tetap teguh melawan perasaan
was-was. Sesungguhnya syahadat Islam
itu demikian sederhana dan tidak dapat
berubah, yaitu, “Aku beriman kepada satu
Tuhan dan Rasul Tuhan [.a.w.].” Yakni, Laa
ilaha Illallaah Muhammad Rasuluullaah. Ini
adalah suatu gambaran, bahwa Tuhannya
orang-orang Muslim itu bukanlah berhala.
Penghormatan (pengikutnya) kepada Nabi
Islam ini tidak melewati batas-batas
standar sifat-sifat kemanusiaan, dan
penghargaan dan semangat kebaikan para
pengikutnya atas sabda-sabdanya yang
kekal menghidupkan tetap berada dalam
batas agama dan akal.” [35]
Apa yang ia katakan adalah bahwa di sisi lain
orang-orang Kristen telah menjadikan manusia
menjadi tuhan.
teragung di dunia ini, berusaha untuk bernaung
di bawah telapak kaki beliau s.a.w. [menjadi
pengikut beliau s.a.w.] bukan menjauhi atau
berusaha memusuhi dan mencemoohkan beliau
s.a.w. agar dunia selamat dari azab Allah
Ta’ala. Hanya dan hanya beliau s.a.w.-lah
penyelamat dunia dan setiap hakikatnya juga
dijelaskan oleh orang-orang non Muslim yang
obyektif seperti telah saya jelaskan kepada
saudara-saudara dari kutipan tulisan mereka dan
masih ada lagi tak terhitung banyaknya.
Kebenaran para nabi terdahulu juga telah terbukti
melalui ajaran-ajaran beliau. Itulah kedudukan
Khatamun Nubuwwah yang setiap orang Islam
harus menyebarkannya kepada dunia.
Dikutip dari khutbah Hazrat Mirza Masroor
Ahmad
sumber: www.reviewofreligions.org
Terjemah: Dildaar Ahmad Dartono
1 komentar:
Bingung mau ngapain? mendingan main games online bareng aku?
Replycuman DP 20rbu aja kamu bisa dapatkan puluhan juta rupiah lohh?
kamu bisa dapatkan promo promo yang lagi Hitzz
yuu buruan segera daftarkan diri kamu
Hanya di dewalotto
Link alternatif :
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com